Membangun Manusia Indonesia, Insan Cerdas Berkarakter
Martonis, S.Pd.I
(Guru SMKN 1 Singkil Utara)
Source: Webinar 8: Mengelola Pembelajaran Adaptif, Fleksibel, dan Akomodatif: https://www.youtube.com/watch?v=19zskjSJUL8
Negara kita tidak kekurangan Sumber Daya Alam (SDA) yang merupakan hal paling vital dalam menunjang kehidupan. Kekayaan alam negara kita yang bernama Indonesia ini sangatlah beragam, bahkan ada lirik lagu yang dipopulerkan oleh Koes Plus dengan potongan lirik “Orang bilang tanah kita tanah surga, tongkat kayu dan batu jadi tanaman”. Dari lagu itu dapat kita pahami bahwa negara kita dikatakan “tanah surga” salah satunya adalah secara geografis terletak di khatulistiwa menjadikannya alam yang sangat subur. Namun kekayaan alam tersebut belum secara maksimal dapat kita gunakan untuk kemakmuran dan kejayaan bangsa kita. Padahal bangsa kita tidak kekurangan orang-orang cerdas dengan berbagai disiplin ilmu yang mengurus bangsa ini dari hulu sampai hilir. Dengan kata lain Sumber Daya Manusia (SDM) kita juga mumpuni secara intelektual dan kompetensi teknis dengan berbagai disiplin ilmu.
SDM cerdas tapi tidak berintegritas itulah realitas yang kita saksikan saat ini. Sebagai bangsa besar yang menjunjung tinggi nilai-nilai budi luhur semestinya kecerdasan generasi bangsa kita juga berkorelasi dengan etika yang baik. Namun kondisi saat ini menunjukkan kita masih belum merepresentasikan nilai-nilai mulia tersebut. Mengapa bisa demikian?
Untuk menjawab pertanyaan di atas, secara teoritis mungkin mudah untuk kita ajukan jawaban salah satunya karena Sumber Daya Manusia (SDM) kita banyak yang cerdas tapi tidak berintegritas. Dengan kata lain Insan Indonesia cerdas tapi tidak berkarakter. Cerdas berkarakter merupakan dua kata kunci penting sebagai karakteristik Insan Indonesia yang sangat dibutuhkan bangsa. Dengan memiliki kata kunci “cerdas berkarakter” generasi bangsa kita akan menjadi Insan Indonesia yang kecerdasannya bermanfaat dalam memajukan bangsa dan karakternya akan mengantarkan kita mencapai peradaban mulia.
Membangun Insan Indonesia paripurna harus menjadi generasi yang cerdas berkarakter. “Bangunlah jiwanya bangunlah badannya” begitu yang selalu kita ucapkan setiap menyanyikan lagu Indonesia Raya. Dari lagu wajib tersebut yang dulunya bernama “Indonesia Merdeka” bangunlah jiwanya disebutkan lebih dahulu, secara implisit bahwa pembangunan jiwa Insan Indonesia lebih dulu dari pembangunan raga (fisik). Dalam tataran praktis, pendidikan merupakan sarana untuk pengembangan ranah afektif, kognitif dan psikomotor peserta didik. Dari semenjak sekolah dasar semestinya untuk membangun jiwa Insan Indonesia harus memberikan porsi besar kepada pengembangan pengembangan ranah afektif (sikap) peserta didik. Ranah afektif merupakan segala sesuatu yang berkaitan dengan emosi seperti penghargaan, nilai, perasaan, semangat, minat, dan sikap terhadap sesuatu hal. Ranah itulah bagian daripada karakter peserta didik yang berbeda dengan kemampuan intelektual yang bersifat “knowledge” (pengetahuan). Perbedaan mendasar adalah karakter dibentuk dari pembiasaan yang menjadi kebiasaan sedangkan pengetahuan didapatkan melalui belajar (transfer pengetahuan).
Jadi untuk membangun Insan Indonesia yang cerdas dan berkarakter, pengembangan ranah kognitif peserta didik harus kita tingkatkan agar kelak mereka menjadi Insan Indonesia yang bukan hanya cerdas tapi juga berkarakter. Pengembangan karakter peserta didik hanya bisa didapatkan dengan pembiasaan hal-hal baik dan perilaku positif dalam kehidupan sehari-hari. Pendidik selaku orang tua di sekolah menjadi teladan bagi peserta didik untuk membentuk karakter mereka menjadi manusia Indonesia paripurna insan cerdas berkarakter. Semoga...